November 26, 2017

Lima Ciri Wanita Solehah

WANITA merupakan makhluk yang sangat lembut. Allah menciptakan makhluk cantik ini dengan begitu sempurna. Wanita sangat bebeda dengan pria. Namun, hal itulah yang dapat menyatukan pria dan wanita. Agar seorang wanita mendapatkan pria yang baik, maka kita sebagai wanita harus berbuat baik juga. Jadikanlah diri kita sebagai cerminan orang-orang yang beriman dengan menjadi wanita shalihah.
Ada beberapa ciri-ciri wanita shalihah.
1. Tidak memakai pakaian yang tipis
Wanita shalihah itu tidak menggunakan kain yang tipis untuk membuat bajunya, yang akan mengakibatkan terbayang kulitnya.
2. Tidak memakai rantai berlonceng
Wanita shalihah tidak menggunakan rantai kaki yang berloceng untuk dililitkan pada kakinya. Rantai ini apabila dipakai walaupun tersembunyi tetap bergemerincing dan menarik perhatian orang lain, lebih-lebih lagi bagi lelaki jahat. Dia tahu sekiranya dia memakainya itu berarti dia telah melanggar larangan Allah dalam ayat 31 surah An-Nur.
3. Tidak memakai wewangian semerbak
Wanita shalihah tidak menggunakan minyak wangi yang baunya semerbak. Wewangian seperti ini mempunyai bau yang amat tinggi kerana kadar kemeruwapannya tinggi. Biasanya kekuatan bau ini menunjukkan kadar kekompleksan rantai alkohol (secara kimia) yang digunakan untuk membuat pewangi itu. Rasulullah menjelaskan bahwa wanita yang keluar rumah dengan memakai wangian, adalah seperti pelacur. Bukan tidak boleh berwangi-wangi tetapi bersederhanalah dalam pemakaian wewangian tersebut.
4. Tidak menghias diri secara berlebihan
Wanita shalihah tidak menggunakan alat make-up untuk menonjolkan kejelitaannya melainkan di hadapan suaminya saja. Adab bersolek (tabarruj) ini amat ditekankan kepada wanita muslimah karena semestinya kecantikannya adalah hak ekslusif yang mesti dipersembahkan kepada suaminya. Jika ingin keluar bekerja, dia memakai make-up secara sederhana saja sehingga tidak jelas kelihatan pada wajahnya bahwa dia bersolek.
5. Tidak memakai tudung jarang
Wanita shalihah tidak menggunakan kain tudung yang jarang. Karena apabila memakai tudung seperti ini, akan nampak bagian yang sepatutnya ditutup rapi dari pandangan orang lain. Rambut adalah mahkota, tetapi jangan biarkan mahkota itu tidak berharga dengan menayangkannya tanpa perlindungan. Jika mahkota berharga disimpan dengan rapi di dalam sangkar, dan ditambah pula pengawal untuk menjaga keselamatannya, maka demikian juga dengan rambut wanita. Sangkar itu adalah kain litup yang sempurna dan pengawalnya adalah ilmu yang diamalkan dengan cara yang terbaik.

Keguguran Terjadi, Inilah Surga Ibu

SEMUA calon orang tua pasti tidak menginginkan calon yang ada dalam kandungannya mengalami keguguran. Berbeda dengan calon ibu yang tidak siap dengan kehadiran sang bayi, mereka akan melakukan tindakan yang Allah tidak menyukainya, sungguh Allah melaknatnya.
Kekhawatiran bagi seorang calon ibu yang mengharapkan anaknya dapat lahir, ketika di perjalanan Allah malah berkehendak lain. Kita sebagai hamba-Nya harus tetap berhusnudzon, sebab Banyak hadits dalam hal ini yang sangat menggembirakan hati orang yang mendengarnya. Antar lain, Mu’adz bin Jabal radliyallahu ‘anhu pernah menyampaikan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالذِّي نَفسِي بِيَدِهِ إِنَّ السَقطَ لَيَجُر أُمَّهُ بِسررهِ إِلَى الجَنَّةِ إِذَا احتَسَبَتهُ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bayi yang gugur benar-benar akan menarik ibunya dengan tali pusarnya ke surga bila ibunya rela dengan itu,” (Riwayat Ibnu Majah, Kitabul-Janaaiz (1632), dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah, no. 1315.)
Maksudnya, ibunya bersabar dengan ujian yang ia hadapi berupa keguguran.
Ali radliyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya bayi yang gugur benar-benar akan memprotes Rabbnya bila kedua orang tuanya dimasukkan ke dalam neraka. Hingga dikatakan kepadanya, ‘Wahai bayi yang gugur dan memprotes Rabbnya, masukkanlah kedua orang tuamu ke dalam surga.’ Ia pun menarik keduanya dengan tali pusarnya untuk dimasukkan ke dalam surga.”
Makna yuraaghimu Rabbahu, adalah marah dan menentang. Maksudnya, ia akan datang dalam keadaan marah karena ayah dan ibu (dimasukkan ke neraka). (An-Nihayah, Ibnul-Atsir, bab. Raghima).
Perhatikanlah, bagaimana besarnya perhatian Islam kepada manusia meskipun masih berupa janin. Seorang ibu pun yang sangat mengharapkan lahirnya sang bayi, maka jika Allah berkehendak lain, kunci yang harus dipegang adalah tetap bersabar. Dan semoga Allah merahmati kita. Wallahu a’lam bish-shawaab.

Lelaki Dapat Bidadari Di Surga, Lalu Perempuan Dapat Apa?

ARAPAN dan tujuan hidup setiap manusia di dunia ini adalah, untuk memperoleh tempat terindah setelah kematiannya kelak, mendapatkan kenikmatan dan kebahagian hakiki, surga Allah SWT yang penuh keindahan disana.  Karena itu merupakan tujuan utama kehidupan manusia di alam fana.
Tidak ada seorang manusiapun yang ingin terjerumus kedalam siksaan pedih api neraka. Namun sangat disayangkan, tujuan utama itu terkadang hanya dijadikan angan-angan dan hayalan belaka oleh mayoritas manusia tanpa menempuh jalan dan beramal saleh yang membawa dirinya masuk ke dalam Surga. Tentu tindakan dan sikap seperti ini merupakan hal yang lucu bahkan termasuk golongan yang tidak tahu diri. Naudzubillahi mindzalik.
Surga hanya diperuntukkan sebagai ganjaran bagi hamba-hamba Allah yang saleh, yang taat terhadap perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah swt menceritakan berbagai macam fasilitas dan kenikmatan yang didapatkan di dalam surga agar manusia tertarik dan termotivasi untuk beramal saleh, bergegas untuk beribadah dan berlomba dalam kebaikan.
Ketika kita membuka lembaran-lembaran ayat suci al Quran, kita menemukan bahwa Allah SWT ketika menyebut amalan shaleh, Dia mengiringinya dengan menyebut ganjaran pahala dan perolehan surga yang dihiasai dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, berbagaimacam buah-buahan kesukaan manusia, kebun yang indah, istana megah yang terbuat dari emas dan mutiara, tempat tidur, permadani dan bantal  dari emas  dan permata. Tak ada kehidupan yang paling indah selain di alam surga sana.
Selain itu, Allah SWT juga menceritakan bahwa di dalamnya terdapat bidadari-bidadari cantik bermata jeli yang menjadi isteri bagi kaum Adam yang berada di Surga. Dalilnya adalah firman Allah SWT dalam surat Ar rahman, ayat 46-54. dan surat al Waaqi’ah, ayat 11-40.
Allah juga berfirman :
Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Mereka itu memperoleh rezki yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-rang yang dimuliakan, di dalam surga-surga yang penuh nikmat, di atas tahta tahta kebesaran berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamer dari sungai yang mengalir. Warnanya putih bersih, sedap rasanya bagi orang orang yang minum. Tidak ada dalam khamer itu al kohol dan mereka tiada mabuk karenanya. Disisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik. ( QS : Ash Shaaffaat, 40-49).
Kenapa Allah SWT menceritakan Bidadari bermata jeli yang merupakan isteri untuk kaum lelaki surga dan tidak menceritakan suami-suami untuk kaum wanita?
Allah menciptakan putera-putera Adam dengan tabiat yang unik, yaitu sangat tertarik dan senang terhadap wanita yang cantik. Anak Adam ini sanggup berkorban dan melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang disukainya, Maka Allah swt menyebut para bidadari yang cantik, bermata jeli sebagai ganjaran bagi mereka yang beriman. Dengan tujuan, agar anak Adam yang penuh ego ini tertarik dan berlomba-lomba beribadah kepada Allah, antusias beramal shaleh, dan berbuat baik terhadap sesama dan lingkungan alam sekitarnya.
Berbeda dengan perempuan yang memiliki sifat pemalu, bahkan  pemalu sekali. Tabiat wanita sekalipun suka terhadap lelaki namun perasaan malu yang dimilikinya dapat menahan dirinya untuk menampakan rasa suka itu. Dengan demikian Allah SWT tidak mendorong dan memotivasi kaum hawa untuk beramal shaleh dengan cara menceritakan ganjaran yang membuat mereka malu ketika dibaca atau didengar. Misalnya, dengan menceritakan keperkasaan, ketampanan, keanggunan, dan keshalehan pasangan yang mereka dapatkan di surga kelak.
Allah SWT tidak memotiviasi mereka dengan hal seperti itu. Namun dengan tidak menyebut pasangan yang mereka dapatkan, bukan berarti Allah SWT tidak memberikan pasangan di surga. Wanita shalehah yang tidak menikah di dunia atau wanita shalehah yang sudah menikah di dunia tetapi suaminya kelak masuk nereka, mereka akan mendapatkan pasangan lelaki perkasa, tampan, penuh romantis dari golongan manusia yang menyejukan hati dan pandangan mata mereka di dalam surga.
Bagaimanapun cantik jelitanya bidadari di Surga sana, namun tetap lebih cantik dan mulia wanita shalehah yang pernah hidup di dunia. Disebabkan ibadah dan ketaatan yang mereka lakukan semasa hidup di dunia. Mereka tidak akan mengalami rasa letih, tidak akan tua dan mereka akan tetap perawan selama-lamanya. Subhanallah…
Rasulullah saw bersabda :
عن عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن الجنة لا يدخلها عجوز إن الله إذا أدخلهن الجنة
حولهن أبكارًا.
Dari Aisyah Radhiyallahu anha, rasulullah saw bersabda : Sungguh surga itu tidak dimasuki oleh perempuan tua, sesungguh Allah apabila memasukan mereka kedalam surga Dia akan merubahnya menjadi perawan-perawan. ( HR Ath Thabrani )
Hadis ini dhaif, karena di dalam sanadnya terdapat perawi bernama Mus’idah Bin al Yasa’, dia adalah perawi lemah. Begitu penuturan Ibnu Hajr al Haitsami dalam kitab Majmauz zawaidnya.
Di dalam surga tidak ada seorangpun manusia yang tidak memperoleh pasangan, baik laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya dari Abu Hurairah radhiallahu ‘ahu beliau bersabda,
,وَمَا فِى الْجَنَّةِ أَعْزَبُ
Tidak ada seorang pun di dalam surga itu yang sendirian (tidak mempunyai pasangan).
Jadi baik laki-laki atau perempan penghuni surga yang tidak mendapatkan pasangan di dunia, Allah akan menikahkan mereka di surga kelak dengan pasangan penghuni surga. Tidak usah merasa terzolimi karena sekedar Allah tidak menyebutkan pasangan bagi kaum perempuan di Surga kelak. Allah SWT Maha Adil terhadap hamba Nya, tak ada seorang hambapun yang dizolimi Nya.

Indahnya Memaafkan!

Ini kisah lain dari Abdullah bin Umar RA. Ketika itu ia dan para sahabatnya sedang bertamu pada orang saleh. Orang saleh ini mempunyai pelayan perempuan. Pelayan ini melayani Abdullah dan para sahabatnya dengan menghidangkan sup yang sangat lezat.
Saat sup ini dibawanya, tiba – tiba piring itu jatuh dan sup yang didalamnya tumpah ke tanah. Sehingga orang – orang terkejut melihatnya. Pelayan itu merasa bersalah dan meminta maaf pada seluruh tamunya. Lalu tuannya memakinya sambil mengancam akan memukulnya.
Pelayan yang shalehah ini hafal Al – Quran dan membacakan salah satu ayat, “Dan orang – orang yang menahan amarahnya…” (Ali Imran : 134). Kemudian tuannya menimpali, “Kami telah menahan amarah kami.” Pelayan itu melanjutkan bacaan ayatnya, “Dan memaafkan (kesalahan) orang.” (Ali – Imran : 134). Tuannya mengatakan, “Kami telah memaafkan kesalahanmu.” Pelayan itu membaca ayat lagi, “Allah menyukai orang – orang yang berbuat kebajikan” (Ali – Imran 134).

Akhirnya tuannya pun menyahutnya, “Mahabenar Allah. Kami telah berbuat baik padamu. Sekarang kamu bebas (dari perbudakan) karena Allah SWT.” 
Sungguh dermawan sifat yang dimiliki oleh seorang tuan diatas. Ia mau memaafkan kesalahan pelayannya yang tidak sengaja melakukan itu semua. Memang memaafkan itu sulit rasanya bagi orang yang tidak kuat iman dan tidak berperasaan. Padahal orang yang meminta maaf atas kesalahannya adalah orang yang memiliki jiwa berani dan patut untuk diacungi jempol. Begitu pun dengan orang yang mau memaafkannya, ia mempunyai hati yang bersih dan jiwa pemaaf.